Rabu, 01 April 2015

Negara Otoriter Birokratis



(Ringkasan Bab I halaman 1-18 bukunya Arief Budiman “Negara dan Pembangunan : Studi tentang Indonesia dan Korea Selatan”)

Konon katanya, dalam pembangunan yang murni kapitalistis, peran negara mesti dikurangi sampai sekecil mungkin, sementara pelaku pembangunan yang didorong yaitu para pengusaha dan industriawan yang dibantu ama para petani dan buruh (busyeeet, petani ama buruh cuma jadi pembantu doang!). Negara katanya bakalan mengganggu pembangunan kalo ia kebanyakan campur tangan. Negara  yang semacam ini nih (yang sering lepas tangan), yang biasanya selalu dihubung-hubungin sama sistem politik yang demokratis, yang ngasih kemungkinkan masyarakat bisa ngambil keputusan-keputusan penting sendiri. Nah, karena itulah kapitalisme sama demokrasi kadang dianggap sebagai saudara kembar.

Kenyataannya nih, ada dua kelompok negara kapitalis. Pertama, kelompok negara-negara industri kaya yang sudah maju atau berkembang, yang biasanya punya sistem politik yang demokratis.  Kedua, kelompok negara-negara kapitalis miskin, yang biasanya sistem politiknya otoriter, bahkan totaliter.

Gimana ngejelasinnya tuh? Kenapa negara-negara miskin yang menganut jalan kapitalisme biasanya otoriter?