(Ringkasan Bab I halaman 1-18 bukunya Arief
Budiman “Negara dan Pembangunan : Studi tentang Indonesia dan Korea Selatan”)
Konon
katanya, dalam pembangunan yang murni kapitalistis, peran negara mesti
dikurangi sampai sekecil mungkin, sementara pelaku pembangunan yang didorong
yaitu para pengusaha dan industriawan yang dibantu ama para petani dan buruh
(busyeeet, petani ama buruh cuma jadi pembantu doang!). Negara katanya bakalan
mengganggu pembangunan kalo ia kebanyakan campur tangan. Negara yang semacam ini nih (yang sering lepas
tangan), yang biasanya selalu dihubung-hubungin sama sistem politik yang demokratis,
yang ngasih kemungkinkan masyarakat bisa ngambil keputusan-keputusan penting
sendiri. Nah, karena itulah kapitalisme sama demokrasi kadang dianggap sebagai
saudara kembar.
Kenyataannya
nih, ada dua kelompok negara kapitalis. Pertama,
kelompok negara-negara industri kaya yang sudah maju atau berkembang, yang
biasanya punya sistem politik yang demokratis.
Kedua, kelompok negara-negara
kapitalis miskin, yang biasanya sistem politiknya otoriter, bahkan totaliter.
Gimana
ngejelasinnya tuh? Kenapa negara-negara miskin yang menganut jalan kapitalisme biasanya
otoriter?