Hari mulai terang ketika kuterbangun dari tidur semalam. Telpon
genggam yang segera kutemukan memberi keterangan ada seorang kawan baru
saja melakukan dua panggilan dan mengirimkan satu pesan.
“Bung,
hari ini ada agenda gak? Klo enggak, kami mohon Bung bisa hadir ke
Kawasan Industri Tugu. PUK AST hari ini mogok kerja di pabrik.” Begitu isi pesan dari Kawan Chakim.
“Maap Bung baru balas. Jam berapa rencana mogoknya?” aku membalas pesannya.
“Jam 5 tadi Bung.”
“Ok, trims Bung, segera meluncur.”
Pintu
gerbang berwarna putih dengan panjang sekitar 15 meter dan tinggi 2
meter itu hampir tidak terlihat, Pintu masuk utama itu tertutupi oleh
beberapa sepeda motor yang sengaja diletakkan di depan pagar dan
tertutupi oleh massa yang berbaris rapih menyamping. Orasi-orasi politik
dan lagu-lagu terus di kumandangkan melalui alat pengeras suara untuk
membangkitkan semangat para buruh.
Suasana itulah yang
kulihat ketika aku sampai sekitar pukul 09.00 WIB di depan pintu gerbang
PT. Audio Sumitomo Techno [AST] Indonesia yang beralamat di Jalan Raya
Semarang-Kendal KM 12, Blok A-01 Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma
Technopark, Semarang. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur komponen elektronik. Anak perusahaan dari Sumitomo
Corporation Japan Ltd. Group.
Massa Buruh memblokir pintu masuk Perusahaan |
Massa
buruh menuntut 4 hal : Pertama, agar pengusaha menyepakati
ketentuan-ketentuan yang telah diajukan oleh buruh dalam perjanjian
Kerja Bersama [PKB]. Kedua, tidak ada intimidasi, pemanggilan dan
Pemutusan Hubungan Kerja [PHK] terkait mogok kerja. Ketiga, agar
perusahaan mengangkat semua buruh kontrak menjadi tetap. Keempat, agar
pengusaha mempekerjakan kembali 6 pengurus serikat yang di-PHK.
Ratusan
massa buruh terdampar di depan halaman perusahaan karena tidak bisa
masuk, namun mereka juga memilih untuk tidak bergabung dalam barisan
massa penuntut. Pihak perusahaan dan pengurus serikat saling berebut
pengaruh diantara ratusan massa buruh tersebut, pengurus serikat yang
berapi-api melakukan ajakan bergabung hanya sedikit menuai keberhasilan
dibandingakan satpam perusahaan yang berhasil menjauhkan massa buruh
dari barisan penuntut.
“Kami akan mengusahakan perundingan, tetapi mogok kerja tolong dihentikan dulu”
begitulah kira-kira apa yang dikatakan oleh seorang petugas Dinas
Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang di depan massa buruh. Kontan massa
buruh langsung berteriak “ora iso”.
Berbarengan
dengan musyawarah yang dilakukan antara petugas Disnaker dan Pengurus
Serikat Buruh, orator terus membujuk massa buruh yang belum bergabung
dalam barisan penuntut melalui pidato-pidatonya.
Hingga
aku berpamitan untuk pulang, massa buruh penuntut masih memilih untuk
berjemur di bawah teriknya matahari, sambil berharap kemenangan mereka
raih.
Selamat Berjuang Kawan-Kawan Buruh PT. AST Indonesia – Semarang. Berjuang sampai menang, Hidup Buruh!!
-- Semarang, 9 Juli 2012 --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar