Oleh : Soetandyo Wignjosoebroto
Sebuah
pertanyaan acapkali diajukan dalam banyak perbincangan intelektual tentang ihwal asal terjadi atau terbentuknya
masyarakat manusia. Jawaban yang pernah diberikan atas pertanyaan ini ada
berbagai macam, semua tergantung dari paradigma si pemberi jawaban. Mereka yang berangkat dari basis pemikiran
Aristotelian tentu saja berkeyakinan bahwa masyarakat manusia sudah terbentuk
pada saat Yang Maha-Kuasa mensabdakan terbentuknya alam semesta berikut seluruh
kehidupan di dalamnya. Berpikir atas
dasar basis asumptif Aristotelian ini, tak ayal lagi terbentuknya kehidupan
bermasyarakat manusia tak bisa lain daripada bagian dari takdir Tuhan, yang
sudah terjadi dan terbentuk sejak hari kejadian.
Mereka yang
berangkat dari basis pemikiran non-Aristotelian akan mencoba memberikan jawaban
dengan memasukkan faktor kesejarahan ke dalam persoalan ini. Kaum rasionalis akan memberikan penjelasan
bahwa terbentuknya kehidupan bermasyarakat manusia itu bermula pada suatu
ketika tatkala manusia mulai tersadar akan potensi rasionalitasnya. Kaum rasionalis menjelaskan terbentuknya
kehidupan bermasyarakat dengan merujuk ke kehendak rasional manusia yang dalam
kehidupan di bumi ini mendambakan kesejahteraan dan kebebasan sebagai unsur
kondisional dari kesejahteraan hidup duniawinya itu.