Senin
13 Januari 2014, di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, dalam suasana duka, anakku
dan Afidah hadir di dunia, 15 jam setelah kakeknya, ayah kandung Afidah, bapak
mertuaku, Jami’an, meninggalkan dunia.
“Suami dari Nyonya Afidah?” suara panggilan
seorang perawat menyembuhkanku dari kantuk.
Aku
tergopoh-gopoh masuk ke arah ruangan di mana perawat tadi memanggil. Aku
dimintanya menunggu, sementara perawat tadi masuk ke dalam ruangan dan hanya
sebentar kemudian keluar menggendong bayi.
“bapak, ini bayinya, perempuan,
lahir pukul 4.10, beratnya 3 kilogram, panjang 48 centimeter, ini jari tangannya
lengkap, terus ini jari kakinya juga lengkap ya pak” si perawat
dengan tangkas mencoba memberi keterangan di hadapan orang yang masih terkejut
dengan kehadiran bayi itu.
“ya..ya..ya..”
tanggapanku mengamini si perawat.
“Ini normal atau operasi bu?” kutanyakan
itu karena sebelumnya pihak rumah sakit telah meminta persetujuanku untuk
dilakukan persalinan dengan mengunakan vacum
atau operasi, dan aku telah menyutujuinya.
“normal pak” jawab
si perawat.
“kondisi ibunya gimana bu?”
“baik, sedang dalam perawatan
pasca persalinan. Ini bayi-nya pak” Si perawat menyodorkan bayi itu
kepadaku.
Sambil
kugendong, kusapa bayi itu. “Madiba, ini
ayah”
Sekilas
kulihat senyum dari bayi berwajah bulat yang mirip ibunya itu.
*****
Madiba Vandana Afias,
sebuah nama yang Aku dan Afidah persiapkan untuk anak kami.
Madiba
merupakan salahsatu nama panggilan dari Nelson Mandela, seorang pejuang Afrika
Selatan yang pada 5 Desember 2013 lalu menutup usia. Keberanian, ketulusan dan
kesabarannya dalam berjuang bersama rakyat menentang rezim apartheid di Afrika Selatan, bagi kami, patut menjadi teladan.
Sedangkan
Vandana, kami ambil dari nama depan seorang perempuan pejuang asal India,
Vandana Shiva. Ia juga seorang pemberani
yang sangat menentang pembangunan yang dilihat dari sudut pandang pertumbuhan
ekonomi yang saat ini telah mendominasi dunia, karena pembangunan yang
demikian, menurutnya berasal dari persepsi budaya yang meminggirkan produksi
tradisional -yang sesungguhnya menjamin keberlangsungan hidup dan ramah
lingkungan- dan menggantikannya dengan teknologi-teknologi maju yang
berorientasi pada pertumbuhan produksi barang dan hanya mengejar keuntungan
semata, yang pada akhirnya membuat kerusakan pada alam dan meminggirkan peranan
perempuan, dan mungkin itulah gambaran realitas yang sedang terjadi –termasuk
di Indonesia- ketika anak Kami lahir.
Seperti
yang kebanyakan orang percayai, bahwa nama merupakan sebuah doa atau harapan,
maka dengan nama Madiba Vandana, Kami pun berharap anak Kami kelak akan menjadi
seorang yang pandai dan pemberani, seperti orang-orang yang melekat dalam
namanya, tentu dengan berpegang pada nilai-nilai kejujuran.
Sementara
Afias sebagai nama belakang, merupakan penggabungan dari nama orang tuanya. Afi-
adalah singkatan dari nama ibunya, Afidah, sementara -As adalah singkatan dari
nama ayahnya, Asep.
Dari
ketiga nama tersebut, kami sebagai orangtua, sejak dalam kandungan telah
memanggil-manggilnya Madiba.
***
Bayi
itu masih dalam gendonganku, ketika kuucapkan :
“Selamat datang di dunia nak,
selamat menjalani kehidupanmu!”
-Semarang,
15 Januari 2014-
Ayah, dalam tulisan ini lengkap dan mengharukan jika diberi gambaran perjangan ibunya dalam proses melahirkan, termasuk saat melahirkan kayo :)
BalasHapus