Minggu, 31 Juli 2016

Kayana Ontosoroh Afias



Pertama kali dalam hidup, aku menyaksikan lahirnya anak manusia.

Rabu, 27 Juli 2016, di ruang persalinan RSUD Tugurejo, istriku Afidah menahan sakit dan mengejan dengan kekuatan yang ia punya, hingga tepat pada pukul 16.50 WIB lahirlah anak kedua kami, berkelamin perempuan, dengan berat badan 3120 gram dan panjang badan 49 cm.

Aku menahan tangis karena terharu saat mendengar tangis bayi itu tak lama setelah dikeluarkan dari rahim ibunya. Tubuhnya masih biru dan banyak dilekati cairan putih saat ditengkurepkan oleh bidan di atas dada ibunya yang masih dalam posisi tertidur.

"Halo, Kayo" sapaku dan Afidah kepada bayi itu.

***

Sejak dalam kandungan, kami sudah memberinya nama Kayana Ontosoroh Afias.

Kayana merupakan nama pilihan Afidah, berasal dari bahasa sansekerta yang berarti dermawan. Sementara nama Ontosoroh adalah nama pilihanku. Kuambil dari salah satu tokoh dalam novel tetralogi buru karya Pramoedya Ananta Toer, buku yang sangat kusukai. Dan Afias adalah singkatan dari nama Afidah dan namaku, Asep.

Kayo di hari keduanya
Kami memanggilnya Kayo. Sebenarnya Kayo singkatan dari Kayana Ontosoroh, tapi Kayo juga merupakan nama Jepang yang berarti cantik.

***

Madiba Vandana Afias, anak pertama kami yang juga perempuan, baru berusia 2,5 tahun, berada di rumah bersama Mbah Putri (nenek) nya saat adiknya lahir. Ia kujemput saat Kayo dan Afidah sudah berada di ruang rawat inap.

"Tengok, Ma, tengok!" pinta Madiba kepada Afidah saat pertama kali melihat Kayo berada di kotak bayi yang terpisah dari ranjang ibunya.

"Ciluuuk, baaa" canda Madiba kepada adiknya.

Aku bahagia menyaksikan itu. Terima kasih, Semesta.


-Rumah, 28 Juli 2016-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar