Kamis, 19 April 2018

Madiba, Ikut Lomba Mewarnai



Ini pengalaman pertamaku dan Istriku, Afidah, mengikutsertakan anak sulung kami, Madiba Vandana Afias (Diba), yang saat ini usianya menginjak 4 tahun 3 bulan, dalam sebuah perlombaan. Minggu, 14 April 2018, Diba ikut perlombaan mewarnai yang diselenggarakan oleh Toko Buku Gramedia Mall Metropolitan Bekasi.

Info yang Afidah terima sehari sebelumnya, lomba akan dilaksanakan hari Minggu  jam 8 pagi. Aku dan Afidah lalu merencanakan untuk berangkat lebih pagi. Waktu tempuh dari rumah kontrakan kami di Tambun Utara menuju Mall Metropolitan kuperkirakan sekitar satu jam menggunakan mobil. Afidah lalu mencari tahu area permainan di Mall Metropolitan yang bisa dinikmati anak-anak setelah ikut lomba.

Tantangan pertama adalah membangunkan Diba dan adiknya, Kayo (21 bulan), lebih pagi. Aku bangun lebih dulu jam setengah 6, disusul Afidah. Eh, ternyata anak-anak yang biasanya sulit dibangunkan (maksudnya berusaha membuat mereka tersenyum saat bangun. Kalau asal bangun sih mudah sekali), pagi itu bisa dengan mudah. Afidah menyiapkan perlengkapan anak-anak dan aku menyiapkan kendaraan. Setelah semua siap, kami berempat yang hanya cuci muka dan berganti pakaian, segera berangkat.

Pemandu mengajak anak-anak bernyanyi
Kami tiba di Mall Metropolitan jam 7 lebih beberapa menit. Di lokasi perlombaan, yang berada di lantai 3 Mall, sudah terdapat panitia yang sedang bersiap dan menanti peserta. Diba merupakan peserta kedua yang datang dan mendapat nomor C-002. Ada 2 kategori dalam perlombaan ini, kategori A untuk anak usia 4-6 Tahun dan kategori B untuk anak usia 7-9 Tahun. Diba ikut dalam kategori A. Dengan biaya pendaftaran sebesar 35 ribu, tiap peserta mendapat 1 buku mewarnai dan 1 set pewarna merek Pascola.

Ternyata Panitia tidak menyediakan meja untuk para peserta. Terpaksa Kami membeli meja berbahan kayu seharga 65 ribu yang dijual di situ. Diba memilih meja bergambar karakter Tayo, Bus Kecil.

Sementara Diba menyiapkan diri sambil berlatih mewarnai di mejanya, Kayo sibuk berlarian dan mencoba arena permainan yang ada di sekitar situ. Kebetulan lantai 3 yang jadi lokasi lomba adalah arena Fun World, area permainan anak-anak,  hanya di pagi itu permainan belum diaktifkan. Aku dan Afidah bergantian menemani Diba dan Kayo.

Sekitar jam 8 lebih,  bapak panitia pemandu dari atas panggung mengajak anak-anak bernyanyi dan bertepuk tangan. Lalu menjelaskan aturan-aturan lomba. Aku lihat anak-anak, termasuk Diba, memperhatikan pemandu itu. "ini anak-anak apa ngerti aturan-aturan yang dibilang pemandu, atau jangan-jangan bingung lihat bapaknya ngomel sendiri di atas panggung" batinku.

Lalu lomba dimulai. Panitia membagikan kertas karton bergambar karakter Poli (animasi mobil robot penyelamat) yang akan diwarnai oleh peserta. Saat lomba dimulai, Aku sedang fokus menemani Kayo yang kuberi minum susu agar mau diam sejenak. Kudengar panitia meminta panitia lainnya membantu anak-anak (yang belum bisa menulis) menuliskan namanya dalam kertas. Saat itulah kulihat Diba menangis.

"Kenapa Diba tadi menangis?" tanyaku kepada Diba setelah berada di rumah.

"Diba mau tulis sendiri namanya" jawabnya

Ternyata saat itu, Afidah mencoba untuk menuliskan namanya dalam kertas gambar, karena memang Diba belum bisa menulis. Tapi Diba tidak mau, lantas menangis. Kami khawatir Diba tidak mau melanjutkan lombanya. Lalu kubujuk, dan dia mau meneruskan lombanya. Syukurlah.

Diba sedang memberi warna
Para orang tua berdiri di luar tali plastik sebagai pembatas. Dari balik pembatas itu kuperhatikan Diba begitu percaya diri mewarnai. Sementara beberapa anak lain memerlukan melihat buku untuk memberikan warna yang tepat pada karakter Poli, Diba tidak sekalipun melihat buku. Dia nampak yakin  memberi warna berdasarkan ingatannya.

Sekitar jam 9, Diba nampak selesai mewarnai, sementara anak lainnya masih sibuk memberi warna. Dia seperti ingin mengatakan kepada panitia yang berkeliling di sekitarnya bahwa dirinya sudah selesai, namun karena panitia tidak melihat langsung ke arahnya, Diba nampak malu untuk memanggil panitia. Lalu dia celingak-celinguk sampai akhirnya melihatku yang ada di sisi kirinya. Diba senyum, lalu menunjukkan hasil kerjanya. Aku acungkan jempol kepadanya. "Sudah selesai?" tanyaku dari jauh. Lalu dia berdiri,  berjalan mendekatiku dan menyerahkan hasil kerjanya padaku. "Wah bagusnya" ucapku.

Diba menunjukkan hasil karya
Memang, kelebihan Diba dalam mewarnai adalah dia tahu dan bisa menyebutkan semua jenis warna, bahkan dalam bahasa inggris. Lalu dia juga punya daya ingat yang tinggi. Tapi dalam menorehkan warna pada gambar masih belum nampak rapi dan belum memenuhi seluruh ruang. Semisal ruang kotak, dia hanya mewarnai ruang tengahnya saja, sementara sisi dekat garis tidak diwarnai.

Aku dan Afidah mengikutsertakan Diba dalam lomba bukan untuk menjadi juara atau pemenang, tapi melatih kepercayaan dirinya dan mendorong semangat bersaingnya.

"Aku sudah selesai, Yah. Aku menang, Yey" ujar Diba dengan semangat. Dalam pandangan Diba, karena dia lebih dulu selesai dari yang lain, maka dialah pemenangnya, haha. Aku tersenyum. "Diba, hebat!" kataku.

Pengumuman pemenang akan dilakukan jam 12 siang, tapi kami tidak peduli dengan itu. Karena bagi kami, setidaknya bagiku, saat melihat Diba mengakhiri lombanya dengan senang dan tersenyum saja itu sudah cukup. Karena ini pengalaman pertama baginya.


-Jakarta, 19 April 2019-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar