Rabu, 09 Juli 2025

Sehari Bercerita


Sehari Bercerita adalah usahaku untuk membiasakan diri menulis hal-hal yang kutemui dan pikirkan dalam keseharian. Sebanyak empat belas catatan yang kutulis dalam waktu empat belas hari, mulai tanggal 24 Juni 2025 sampai dengan 7 Juli 2025.

 

Hari Kesatu: Sambal dan Pengadilan

Tiba-tiba pengin menulis hal-hal kecil dan ringan yang terlintas di kepala. Dan sepertinya menarik menantang diri melakukan itu secara rutin dalam beberapa hari ke depan. Syahdan, kumulai tentang sambal dan pengadilan.

Seringnya kala makan di warung atau restoran, porsi nasi yang disediakan nampak terlalu penuh. "Nasinya dikurangi ya" pintaku ke penjual.

Lain cerita kalau ketemu sambal yang enak. Nafsu makan tergugah, kalap pengin menambah. Seperti malam ini di warung "Penyetan Murmer Kranggan", lokasinya di sekitar Jalan Kranggan, Surabaya. Tempatnya apa adanya tak begitu mencolok. Tapi sambalnya mantap. Ada lima menu sambal: matang, ijo, matah, mangga, dan toreg. Aku coba sambal matang dengan lauk bebek goreng, sepotong tahu dan terong. Mau tambah nasi takut gendut, hehe. Kuurungkan niat.

Ah, melegakan sekali hari ini. Usai mendapat kesempatan kembali ke gedung pengadilan. Pengadilan Negeri Surabaya yang gedungnya termasuk cagar budaya. Merasakan antre pendaftaran perkara, menyaksikan lalu-lalang orang berjibaku dengan masing-masing masalahnya. (Surabaya, 24 Juni 2025)


Hari Kedua: Turun Pesawat

Serentak penumpang segera berdiri lalu membuka kabin dan mengambil barang bawaan, padahal pintu pesawat belum terbuka lantaran baru berhenti. Lorong yang lengang seketika penuh sesak. Itu pula yang terjadi pada penerbanganku hari ini dengan rute Surabaya-Jakarta.

Kadang aku menerka kenapa mereka begitu tergesa-gesa. Pertama, bisa jadi mereka ajudan atau pesuruh yang mesti siaga karena bos atau majikannya duduk di kursi bisnis. Kedua, tas atau kopernya berisi barang berharga, cemas takut hilang diambil orang. Ketiga, mungkin badan mereka terasa pegal duduk di kursi selama penerbangan, jadi mereka hanya hendak melakukan peregangan.

Sikap yang cenderung berlebihan. Nyatanya sebagian besar penumpang akan bertemu kembali di konveyor untuk mengambil barang bagasi. Dengan cepat berdiri justeru menganggu penumpang lain jika ada yang kebelet buang air, sebab lorong jalan menuju toilet pesawat tersumbat.

Apapun alasannya, sebenarnya kita bisa diam sejenak di kursi sambil menunggu pintu dibuka dan dipersilakan keluar oleh pramugari. Atau setidaknya jangan langsung berdiri setelah pesawat berhenti. (Jakarta, 25 Juni 2025)

 

Hari Ketiga: Khas Jakarta

Jika menyusuri jalan tol dalam kota Jakarta, aku selalu suka ketika akan melewati jembatan lengkung jalur Light Rail Transit (LRT) di simpang Kuningan. Suasananya khas Jakarta, karena tak ada di kota-kota lain di Indonesia. Kombinasi tol, jembatan, LRT, dan gedung-gedung tinggi.

Diiringi suara penyiar radio Gen FM, kutangkap gambar dari dalam mobil sambil menyetir. Tentu dengan kecepatan rendah, karena meski berada di tol namun jalan ini merupakan jalur macet. Nah, Itu pun khas Jakarta, jalan tol tapi macet. (Jakarta, 26 Juni 2025)

 

Hari Keempat: Squid Game 3

Hari ini Netflix merilis Squid Game musim ketiga, film serial Korea Selatan garapan sutradara Hwang Dyong-Hyuk. Bercerita tentang sebuah permainan bertahan hidup penuh adegan brutal di sebuah pulau yang dirahasiakan. Dari sebanyak 456 peserta, yang berhasil bertahan hidup sampai permainan berakhir akan memenangkan banyak uang. Permainan itu menjadi tontotan segelintir orang kaya yang disebut tamu VIP.

Jika di musim satu (9 episode) menceritakan bagaimana pola rekrutmen peserta yang notabenenya orang-orang bermasalah dan terjerat hutang, serta proses permainan berlangsung.

Dilanjutkan dengan musim kedua (7 episode) yang menceritakan Gi-Hun (Lee Jung-Jae) karakter utama dalam film ini, pemenang dari Squid Game musim satu, yang menghadapi tekanan batin setelah menjadi pemenang pada permainan sebelumnya, kemudian berupaya membongkar rahasia dan menghentikan permainan tersebut dengan cara menyamar menjadi peserta dan bekerja sama dengan seorang polisi, Jun-Ho (Wi Ha-Jun) yang sedang mencari keberadaan kakaknya yang lama hilang, namun ternyata kakaknya itu menjadi pengendali dari Squid Game.

Penyamarannya diketahui lebih awal, Gi-Hun justeru terjebak dalam permainan. Pada akhirnya di tengah-tengah permainan, Gi-Hun bersama peserta lainnya melakukan pemberontakan yang gagal.

Musim ketiga yang konon musim terakhir terdiri dari enam episode. Gi-Hun yang gagal memberontak dan tertangkap, merasa bingung karena dibiarkan hidup dan melanjutkan permainan tersisa. (Jakarta, 27 Juni 2025)

 

Hari Kelima: Ujian Advokat

Teman hidupku, Afidah, orang yang tidak pernah berkeinginan menjadi ibu rumah tangga. Hari ini dia mengikuti Ujian Profesi Advokat yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) di Universitas Tarumanegara Jakarta.

Mulanya dia sarjana pendidikan, kemudian bergabung dengan lembaga advokasi perempuan di Semarang. Di situlah dirinya 'terjerumus' dalam dunia hukum. Kemudian nasib mempertemukan dia dengan lelaki cuek yang bergelut juga di bidang hukum.

Membangun keluarga dan mempunyai dua anak, membuat kami berbagi peran, aku bekerja di luar rumah dan dia bekerja dari dalam rumah merawat kami. Meski demikian, semangat belajarnya tak terbendung. Karakternya yang suka beceloteh, pun cocok dengan pekerjaan seorang advokat.

Di kampus dekat rumah, sambil berjibaku mengasuh anak, akhirnya dia menempuh pendidikan hukum dan berlanjut ke pendidikan khusus profesi. Hari ini dia melangkah ke tahapan berikutnya. Semoga semesta berpihak untuk memudahkannya meraih apa yang diinginkan. (Jakarta, 28 Juni 2025)

 

Hari Keenam: Sempalan Cerita The Godfather

Jika pernah menonton film The Godfather bagian pertama garapan sutradara Francis Ford Coppola, yang diadaptasi dari novel karya Mario Puzo, ada bagian di mana Michael Corleone diasingkan ke Sisilia, Italia sebagai bentuk perlindungan usai membunuh bandar narkoba, Sollozo dan seorang kepala kepolisian, yang terafiliasi dengan salah satu keluarga mafia.

Di dalam film itu, di masa pengasingan Michael menikah dengan perempuan lokal. Keberadaan Michael kemudian terdeteksi dan mengalami percobaan pembunuhan. Sayangnya percobaan itu merenggut nyawa istrinya yang meledak di dalam mobil sebelum Michael turut masuk ke dalam mobil itu. Singkat cerita, Michael kembali ke New York setelah ayahnya, Vito Corleone mengadakan kesepakatan dengan keluarga mafia lain untuk berdamai dan melindungi Michael.

Novel The Sicilian merupakan karya Mario Puzo yang terbit 15 tahun setelah buku The Godfather. Bercerita tentang upaya Michael di masa pengasingannya yang berencana menyelamatkan seorang bandit bernama Turi atau Salvatore Guiliano dengan membawanya ke Amerika. Itu dilakukan atas dasar permintaan Vito Corleone.

Meski seorang bandit, Turi sebetulnya tidak suka dengan mafia yang berkuasa di Italia pasca kejatuhan Mussolini. Turi juga sangat benci dengan orang-orang pemerintah yang dianggapnya korup. Ini sebuah sempalan cerita dari The Godfather, yang tidak diceritakan di tiga bagian film The Godfather. (Bekasi, 29 Juni 2025)

 

Hari Ketujuh: Kiri Berhenti, Kanan Mendahului

Jalur kanan untuk mendahului. Begitu anjuran atau etika saat berada di jalan tol di Indonesia. Etika itu berlaku juga untuk penggunaan eskalator di tempat umum. Sisi kiri untuk berdiri, sisi kanan untuk mendahului.

Sebagai penumpang yang kerap menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) untuk pulang-pergi kerja, keberadaan eskalator begitu akrab, karena hampir ada di setiap stasiun. Sayangnya, masih banyak pengguna eskalator yang tidak tahu etika itu. Ada saja yang diam santai di sisi kanan sementara lainnya tertib berdiri di sisi kiri. Ada juga yang berdiri bersebelahan dengan temannya menggunakan dua sisi, menghalangi penumpang di belakangnya yang hendak lewat.

Sepintas itu hal sepele. Apalagi untuk eskalator yang berada di pusat perbelanjaan, di mana suasana pengunjung bisa santai. Tapi lain cerita jika di stasiun KRL, banyak orang tergesa-gesa mengejar jadwal keberangkatan agar tidak telat masuk kantor. Mereka butuh eskalator untuk jalur berlari menuju peron, jadi bukan lari maraton saja yang butuh jalur. Karena jika telat, maka waktu keterlambatan mesti diganti dengan lembur atau potong tunjangan. Jadi, ingat! Kiri berdiri, kanan mendahului. (Bekasi, 30 Juni 2025)

 

Hari Kedelapan: Skrining Demensia

Suatu hari aku datang ke dokter saraf di RS Primaya Bekasi Timur untuk melakukan skrining, mengingat mendiang bapak mengidap demensia atau alzheimer menjelang akhir hidupnya. Karena cemas ada kemungkinan faktor genetik, teman hidupku, Afidah, cemas aku mengalami hal yang sama.

Skrining dilakukan dokter dengan cara berbincang dan mengajukan pertanyaan. Dokter menyebut lima benda untuk kuingat dan sebut kembali. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lain seputar aktifitasku. Dan di akhir sesi, dokter memintaku menyebutkan lima benda yang disebut di awal tadi. "Bagus kok ingatannya" kata dokter usai melakukan skrining. "Bapak suka baca?" tanya dokter. "Suka, Dok" jawabku. "Setelah membaca coba diucapin atau ditulis" saran dokter.

Pada akhirnya, bukan hanya bacaan yang kemudian kutulis, tapi juga film, musik, situasi, kegelisahan, pengalaman, dan lain-lain. Catatan ini pun menjadi bagian dari terapi itu. Menulis untuk merawat ingatan. (Bekasi, 1 Juli 2025)

 

Hari Kesembilan: Gedung Baru Stasiun Tanah Abang

Sehabis hujan deras, selalu sulit memesan ojek daring. Akhirnya dari Hotel Millenium Jakarta jalan kaki menuju Stasiun Tanah Abang sekitar satu kilometer. Menyusuri gang sempit di jalan Tanah Rendah dan Jatibaru yang hanya bisa dilalui satu motor. Pejalan kaki harus menepi dan memiringkan badan agar motor bisa lewat. Sisi kanan-kiri pintu rumah penduduk. Menyeberang sungai dengan jembatan kecil.

Sampai di stasiun, terlihat gedung baru Stasiun Tanah Abang yang nampak lebih luas dan modern. Disediakan banyak eskalator. Untuk menuju Bekasi menunggu di peron 2 di gedung baru. Sebelumnya di peron 3 gedung lama. Meski begitu,  gedung lama tetap digunakan dan terhubung dengan gedung baru. (Jakarta, 2 Juli 2025)

 

Hari Kesepuluh: Buku Hidup

Saat si bungsu, Kayo, mulai membaca buku jilid pertama Harry Potter karya J.K. Rowling, aku dan dia membuat kesepakatan. Setelah selesai membaca buku, kami akan menonton filmnya.

Karena semalam dia sudah menamatkan jilid ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban. Sebelumnya dia sudah selesai membaca jilid satu Harry Potter dan Batu Bertuah dan jilid dua Harry Potter dan Kamar Rahasia. Kami juga sudah menonton film untuk dua judul tersebut. Sesuai kesepakatan sore ini menemaninya menonton film Harry Potter and The Prisoner of Azkaban yang bercerita tentang terbebasnya seorang tawanan bernama Sirius Black, yang diduga sebagai pelayan setia penyihir jahat, Voldemort, dan berencana membunuh Harry Potter.

Sekali lagi kekaguman kepada J.K. Rowling muncul, betapa luar biasa imajinasinya hingga mampu menciptakan cerita kehidupan penyihir dengan beragam karakter. Cerita yang ditulis secara naratif dan membangkitkan imajinasi pembacanya. Buku demikian oleh Charlotte Mason, pendidik asal inggris, disebut sebagai Living Books atau buku hidup. Menurut Charlotte Mason, keberadaan Living Books menjadi salah satu metode pendidikan bagi anak.

Meski aku tidak menerapkan sekolah rumahan (homeschooling) yang menggunakan pendekatan metode Charlotte Mason dalam mengajar. Setidaknya ada dua metodenya yang kucoba praktikkan secara mandiri kepada kedua anakku, yaitu metode living books dan narasi. Narasi berupa menceritakan ulang apa yang telah dibacanya, baik secara verbal atau tulisan. (Bekasi, 3 Juli 2025)

 

Hari Kesebelas: Rezeki Pekerjaan, Rumah, dan Keluarga

Bersyukur minggu ini mendapat berita-berita baik dari orang-orang terdekat. Dimulai dari kawan kerjaku Yudha dan Boim, yang sudah resmi menjadi pegawai pemerintah. Jadi lebih gampang pinjam uang di bank, hehe. Dua hari lalu kawanku, Ulla, mengabarkan sudah pindah ke rumah sendiri yang dia beli di Cinere, Depok. Sudah tidak menyewa lagi. Kemarin Ifa dan suaminya, Taufiq, menyambut kelahiran anak keduanya, Narendra, bayi laki-laki yang bulat lucu dan besar. Besok, Pak Abhan, yang kuanggap sebagai bapak diperantauan, menikahkan anak bungsunya Fara. Semoga semesta senantiasa memberikan hal-hal baik untuk kita semua. (Jakarta-Bekasi, 4 Juli 2025)

 

Hari Keduabelas: Selamat, Fara dan Wahyu

Pagi tadi, dalam proses akad nikah Fara dan Wahyu di Swasana Darmaghati Grand Ballroom, Jakarta Timur, ada bagian di mana Fara meminta maaf dan meminta izin menikah kepada orang tuanya. Lalu papanya, Pak Abhan sambil terisak menyatakan memaafkan semua kesalahan anaknya, mengizinkan pernikahan, lalu mendoakannya. Bagian prosesi yang menurutku mengharukan.

Kemudian prosesi dilanjutkan dengan Ijab qabul. Disaksikan Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily dan Wakil Menteri PAN-RB, Purwadi Arianto. Pak Abhan menikahkan anaknya, Fara, dan diterima oleh calon menantunya, Wahyu, dengan mas kawin berupa logam mulia dan perhiasan. Sah!

Selamat untuk Fara dan Wahyu. Semoga menjadi pasangan yang saling mencintai, menghormati, menguatkan satu sama lain. (Bogor, 5 Juli 2025)

 

Hari Ketigabelas: Kemah Cerita

Selama dua hari satu malam aku dan keluarga mengikuti Kemah Cerita yang diselenggarakan komunitas Ayo Dongeng Indonesia atau AyoDI di El Mande Camping Ground Bogor, 5-6 Juli 2025. Ini Kemah Cerita kedua yang kuikuti. Sebelumnya, Kemah Cerita diselenggarakan tahun 2023 di Perkemahan Suaka Elang, Gunung Halimun Salak, Bogor. Kegiatan berkemah yang diisi dengan kegiatan-kegiatan bermain dan dongeng.. Tahun ini kemah cerita diikuti 54 orang terdiri dari 15 keluarga.

Para pendongeng dari AyoDI seperti Kak Onie, Kak Hendra, Kak Budi, Kak Bonchie, Uncle James, dan Duo Syakirinu mendongeng dengan gaya lucu, atraktif, dan interaktif,  menciptakan tawa yang bukan saja menarik bagi anak, tapi juga orang tuanya.

Di hari kedua, giliran beberapa keluarga dari peserta yang menampilkan dongeng atau aksinya. Semua penampilan diperhatikan bersama dan diapresiasi. Membuat nyaman semua orang.

Setelah itu, Kak Aio, seorang pustakawan yang kemudian mendirikan komunitas AyoDI mendongeng tentang Putri Mandalika. Juga sangat atraktif. Sebelum acara selesai, Kak Tiwi, Ketua AyoDI menginformasikan pada bulan November 2025 akan diselenggarakan Festival Dongeng Internasional. (Bekasi, 6 Juli 2025)

 

Hari Keempatbelas: Epilog Sehari Bercerita

Tak terasa sudah hari ke-14 menantang diri membuat catatan harian. Ada kalanya bingung mau menulis apa, terkadang justeru ada banyak hal hendak ditulis. Dengan begitu aku jadi lebih peduli dengan hari yang kujalani dan bersyukur atas apa yang telah kumiliki. Meski tak punya uang berlimpah, rumah besar, pakaian mahal, kendaraan mewah, atau gawai canggih, kunikmati hidupku yang sederhana dengan keluarga utuh dan sehat, pekerjaan, kesempatan mengunjungi banyak tempat, serta masih bisa menikmati buku, film, musik, dan alam. (Bekasi, 7 Juli 2025)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar