The first man i fell in love with
You welcome me into the world, tugging me in your warm everyday. We watched the bird circling ahead of the sky as we laughed together and witnessed every moment of nature. You introduced me to a thing named 'art', the thing i've been admiring since then, until now.
I never thought i would love you so much, Dad. But I do, always do.
By: Your most calm, yet easy-angered oldest daugther.
***
"Ba, itu karangan Diba atau memang Diba ingat momen itu?" tanyaku memastikan
"Aku memang ingat itu" jawabnya.
"Berarti Diba masih ingat juga dengan gambar yang ayah jadikan bingkai jam waktu di Semarang?" tanyaku lagi memastikan konteks kalimat the little girl whose potrait you drew and become our clock frame.
"Iya" jawabnya sambil tertawa.
Merasa gemas, aku langsung mencium-cium pipinya.
Dan yang membuatku tersenyum lagi ketika dia menyebut dirinya anak sulung yang tenang, namun mudah marah (your most calm, yet easy-angered oldest daughter). Anak sulungku sudah mulai bisa mengenal karakter emosionalnya.
Di usianya yang saat ini 11 tahun, dia rajin berlatih membuat sketsa wajah idola-idola Korea Popnya. Sehari sebelumnya dia membuat sketsa wajahku sebagai kado ulang tahun, yang dia tunjukkan pada pagi hari, 25 September 2025, saat aku hendak mengantarnya ke sekolah.
Bekasi, 30 September 2025

Tidak ada komentar:
Posting Komentar